Arsip Tag: Gafatar

LPA Tubaba Kunjungi Anak-Anak Keluarga Eks. Pengikut Gafatar | Berita LPA Tulangbawang Barat.


Press Release  LPA Tubaba

Minggu, 31 Januari 2016  pukul 05:44 WIB

~Ka LPA Tubaba bersama anak-anak keluarga eks Gafatar, Marga Kencana 30 Jan 2016 - Copy

TULANG BAWANG UDIK, (Komunitas Pojok Tulangbawang Barat) – Untuk menghindari stigmatisasi dari pelabelan terkait dengan kondisi orang tua yang terindikasi menjadi jaringan atau eks anggota ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dan berperan aktif dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi anak. Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Tulang Bawang Barat (LPA Tubaba) kunjungi keluarga Fat (43th) warga Tiyuh Marga Kencana Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat guna melakukan pendampingan. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komisi Promosi dan Sosialisasi Hak Anak LPA Tubaba, Fitria Ningsih Chaniago.

“Kondisi mereka cukup memprihatinkan, pasca kejadian ini ketiga anak mereka terancam putus sekolah,” kata Fitria di Daya Murni, Sabtu (30/01/2016).

Dari keterangan yang berhasil LPA Tubaba himpun, keluarga eks pengikut Gafatar yang baru saja dipulangkan dari Kalimantan Barat ini memiliki 3 orang anak; yang pertama MYA (16th) laki-laki baru lulus SMP, NN (14th) perempuan kelas VIII SMP dan yang ketiga ZYA (9th) baru kelas III SD.

“Anak pertama sempat lulus SMP tetapi hingga hari ini ijazahnya belum sempat diambil, masih disekolah. Demikian juga dua anak lainnya sempat naik kelas tetapi belum pernah masuk sekolah dikelas yang baru karena kepergian mereka meninggalkan Marga Kencana orang tua tak sempat urus sekolah anak-anak.” Sambung Ketua LPA Tubaba, Elia Sunarto diujung telepon.

LPA Tubaba mengapresiasi sikap dan langkah Pemerintah Daerah dan masyarakat Tubaba yang well come atas  kepulangan mereka, lanjut Elia Sunarto. Ini sangat penting bagi perkembangan psikis anak-anak mereka, jangan sampai akibat kejadian itu berdampak pada psikologi anak-anak keluarga eks pengikut Gafatar.

“LPA Tubaba akan mendampingi mereka, Senin nanti kami akan bertemu dengan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan, mereka harus mendapatkan hak pendidikannya. Kalau diperlukan LPA Tubaba juga akan siapkan psikiater,” ungkap aktifis anak ini.

Terkait hal ini, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asrorun Niam meminta Kemendikbud bisa memberikan layanan pendidikan darurat serta membuat perencanaan untuk pemenuhan hak pendidikan anak secara utuh dan holistik. Kata dia, banyak anak usia sekolah, baik Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang putus sekolah karena gabung Gafatar setelah pindah ke Kalimantan, dan juga tidak mengenyam pendidikan.

Kepalo Tiyuh Marga Kencana Kecamatan Tulang Bawang Udik, Nuredi melalui Gerbang Sumatera News  mengucapkan terimakasih kepada LPA Tubaba yang berkenan mendampingi warganya yang sedang mengalami musibah tersebut. Ia berharap sangat dengan keikutsertaan LPA masalah keberlanjutan pendidikan anak-anak keluarga eks pengikut Gafatar segera mendapat solusi.

Ketika ditanya sikapnya terkait kepulangan warga yang terindikasi anggota Gafatar, Nuredi yang ditemui Gerbang Sumatera News dirumahnya, Sabtu (30/01/2016) menjelaskan, dirinya selaku Kepalo Tiyuh tentu saja menerima dengan tangan terbuka dan siap membina mereka.

“Sepengetahuan saya, mereka adalah warga yang baik dan tidak pernah berbuat yang aneh-aneh, dalam hal ini mereka adalah korban Gafatar. Kami siap menerima dan membina mereka kembali, karena ini perintah langsung Bapak Bupati Umar Ahmad.” terang Nuredi.

Dari pantauan Gerbang Sumatera News dilapangan masyarakat Tulang Bawang Barat termasuk familiar, tidak menolak kepulangan mantan pengikut Gafatar. Hal ini tentu karena keberhasilan Pemkab Tubaba dalam memberikan pemahaman warganya bahwa pengikut Gafatar kebanyakan adalah korban. Hal tersebut diamini Sudarso salah seorang warga Tiyuh Marga kencana.

“Dengan tidak mengurangi kewaspadaan tentunya, kami dapat menerima kepulangan mereka. Buktinya baru sehari mereka dirumah malamnya sudah membaur ikut kegiatan rutin yasinan yang diselenggarakan dirumah warga”. Kata Sudarso.

Untuk diketahui, Fat yang masih tercatat sebagai  warga Kabupaten Tubaba ini merupakan salah satu dari ribuan bekas anggota Gafatar yang sudah terdata di delapan titik lokasi pengungsian di Kalimantan Barat yang kini sudah dipulangkan ke kampung asalnya. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Sosial Provinsi Lampung sebelumnya telah menjemput warga Lampung mantan pengikut Gafatar ini di Rumah Pelindungan dan Trauma Center (RPTC) Bambu Apus, Jakarta Timur, Sabtu (30/1) lalu.

Gubernur Lampung, Ridho Ficardo meminta pada unsur pemerintah terkecil, yaitu lurah dan kepala desa serta ormas keagamaan menjaga psikologis eks Gafatar saat kembali ke masyarakat.

“Jangan sampai mereka teraniaya, bukan secara fisik tapi secara psikologis. Supaya meraka bisa menyatu kembali dengan masyarakat,” jelas Gubernur.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat kunjungannya di barak pengungsian eks anggota Gafatar di Pontianak, Sabtu (22/01/2016) juga meminta masyarakat menerima kehadiran mantan anggota organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Eks anggota Gafatar, kata dia, tidak boleh dikucilkan. *(ES).

LPA Dampingi Anak-Anak Keluarga Eks. Pengikut Gafatar Dapatkan Hak Pendidikan | Kabar LPA Tulangbawang Barat-Lampung


Press release LPA Tubaba

Rabu, 03 Februari 2016  pukul  05:19 WIB

Editor : Gerbang Sumatera News biro Tulangbawang Barat

TULANG BAWANG UDIK (Komunitas Pojok Tulangbawang Barat) – Kemarin Selasa (02/02/2016), Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Tulang Bawang Barat (LPA Tubaba) mengantar dua anak keluarga eks pengikut Gafatar warga Kabupaten Tubaba yang baru saja tiba dikampung halamannya. Warga Tiyuh Marga Kencana Kecamatan Tulang Bawang Udik yang telah diterima Pemkab Tubaba ini sebelumnya berada  di barak penampungan mereka di Pontianak, Kalimantan Barat. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Sosial Provinsi Lampung kemudian menjemput mereka di Rumah Pelindungan dan Trauma Center (RPTC) Bambu Apus, Jakarta Timur, Sabtu (30/1) lalu.

~Diantar LPA Tubaba NN anak eks pengikut Gafatar kembali masuk sekolah, 02 Feb 2016

~Didampingi LPA Tubaba NN binti Fat (14th) anak eks pengikut Gafatar telah kembali masuk sekolah, Feb 2016

“Dua dari tiga anak keluarga eks pengikut Gafatar ini akhirnya mau bersekolah kembali, setelah 5 hari kami lakukan pendampingan intensif. Butuh semangat ekstra untuk memulihkan psikologi mereka yang sempat down. Dua diantaranya hari ini sudah kembali duduk dibangku sekolah, seorang lagi kakaknya masih membutuhkan waktu untuk pulih, kami akan siapkan psikiater untuknya,” kata Sekretaris LPA Tubaba, Sutikno dalam keterangan persnya di Panaragan Jaya, Selasa (02/02/2016).

NN (14th), anak kedua dari keluarga eks Gafatar ini semula melangkah ragu-ragu. Langkah gamang tersebut nampak saat kaki kecilnya mulai masuk halaman sekolah. Tetapi hal itu tak berlangsung lama manakala Kepala SMP Negeri 1 Tulang Bawang Udik, H. Slumun menyambutnya diruang kerja bersama beberapa guru disana. Terlebih saat NN masuk ke ruang kelas VII E dimana ia kembali duduk menimba ilmu, semua siswa di kelas itu menerimanya dengan ramah.

Sebelumnya LPA Tubaba telah melakukan koordinasi dengan Kepalo Tiyuh Marga Kencana, sejumlah tokoh masyarakat setempat, Kepala SMPN 1 Tulang Bawang Udik, Kepala SDN 1 Marga Kencana, pendekatan kepada korban dan keluarga korban serta tetangga korban. Semua mendukung upaya pemulihan dan reintegrasi sosial yang dilakukan LPA Tubaba.

LPA Tubaba bangga dengan sikap dan pandangan kedua kepala sekolah dimana anak-anak keluarga eks Gafatar ini bisa kembali mendapatkan hak pendidikannya. Bahkan Kepala SDN 1 Marga Kencana, Erni langsung menyerahkan bantuan berupa beberapa seragam sekolah dan buku, beberapa guru pun tergerak untuk membantu mereka.

“Kondisi mereka saat ini menjadi kelompok minoritas dan terisolir, semoga ini segera pulih kembali. Sudah menjadi tugas Pemerintah, Pemerintah Daerah dan lembaga negara lainnya termasuk LPA memberi pendampingan dan perlindungan khusus pada anak-anak korban,” terang Ketua LPA Tubaba, Elia Sunarto saat ketemu Gerbang Sumatera News di Kantor DPRD setempat, Senin (01/02/2016).

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Lampung, Ridho Ficardo meminta pada unsur pemerintah terkecil, yaitu lurah dan kepala desa serta ormas keagamaan menjaga psikologis eks Gafatar saat kembali ke masyarakat dan mendukung upaya menyatukan kembali mereka dengan  masyarakat.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat kunjungannya di barak pengungsian eks anggota Gafatar di Pontianak, Sabtu (22/01/2016) juga meminta masyarakat menerima kehadiran mantan anggota organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Eks anggota Gafatar, kata dia, tidak boleh dikucilkan. *(ES).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LPA Kunjungi Anak-Anak Keluarga Eks. Pengikut Gafatar | Kabar LPA Tulang Bawang Barat-Lampung


Press release LPA Tubaba

Rabu, 03 Februari 2016  pukul  05:19 WIB

Editor : Gerbang Sumatera News biro Tulangbawang Barat

~Ka LPA Tubaba bersama anak-anak keluarga eks Gafatar, Marga Kencana 30 Jan 2016 - Copy

TULANG BAWANG UDIK (Komunitas Pojok Tulangbawang Barat) – Untuk menghindari stigmatisasi dari pelabelan terkait dengan kondisi orang tua yang terindikasi menjadi jaringan atau eks anggota ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dan berperan aktif dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi anak. Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Tulang Bawang Barat (LPA Tubaba) kunjungi keluarga Fat (43th) warga Tiyuh Marga Kencana Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat guna melakukan pendampingan. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komisi Promosi dan Sosialisasi Hak Anak LPA Tubaba, Fitria Ningsih Chaniago.

“Kondisi mereka cukup memprihatinkan, pasca kejadian ini ketiga anak mereka terancam putus sekolah,” kata Fitria di Daya Murni, Sabtu (30/01/2016).

Dari keterangan yang berhasil LPA Tubaba himpun, keluarga eks pengikut Gafatar yang baru saja dipulangkan dari Kalimantan Barat ini memiliki 3 orang anak; yang pertama MYA (16th) laki-laki baru lulus SMP, NN (14th) perempuan kelas VIII SMP dan yang ketiga ZYA (9th) baru kelas III SD.

“Anak pertama sempat lulus SMP tetapi hingga hari ini ijazahnya belum sempat diambil, masih disekolah. Demikian juga dua anak lainnya sempat naik kelas tetapi belum pernah masuk sekolah dikelas yang baru karena kepergian mereka meninggalkan Marga Kencana orang tua tak sempat urus sekolah anak-anak.” Sambung Ketua LPA Tubaba, Elia Sunarto diujung telepon.

LPA Tubaba mengapresiasi sikap dan langkah Pemerintah Daerah dan masyarakat Tubaba yang well come atas  kepulangan mereka, lanjut Elia Sunarto. Ini sangat penting bagi perkembangan psikis anak-anak mereka, jangan sampai akibat kejadian itu berdampak pada psikologi anak-anak keluarga eks pengikut Gafatar.

“LPA Tubaba akan mendampingi mereka, Senin nanti kami akan bertemu dengan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan, mereka harus mendapatkan hak pendidikannya. Kalau diperlukan LPA Tubaba juga akan siapkan psikiater,” ungkap aktifis anak ini.

Terkait hal ini, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asrorun Niam meminta Kemendikbud bisa memberikan layanan pendidikan darurat serta membuat perencanaan untuk pemenuhan hak pendidikan anak secara utuh dan holistik. Kata dia, banyak anak usia sekolah, baik Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang putus sekolah karena gabung Gafatar setelah pindah ke Kalimantan, dan juga tidak mengenyam pendidikan.

Kepalo Tiyuh Marga Kencana Kecamatan Tulang Bawang Udik, Nuredi melalui Gerbang Sumatera News  mengucapkan terimakasih kepada LPA Tubaba yang berkenan mendampingi warganya yang sedang mengalami musibah tersebut. Ia berharap sangat dengan keikutsertaan LPA masalah keberlanjutan pendidikan anak-anak keluarga eks pengikut Gafatar segera mendapat solusi.

Ketika ditanya sikapnya terkait kepulangan warga yang terindikasi anggota Gafatar, Nuredi yang ditemui Gerbang Sumatera News dirumahnya, Sabtu (30/01/2016) menjelaskan, dirinya selaku Kepalo Tiyuh tentu saja menerima dengan tangan terbuka dan siap membina mereka.

“Sepengetahuan saya, mereka adalah warga yang baik dan tidak pernah berbuat yang aneh-aneh, dalam hal ini mereka adalah korban Gafatar. Kami siap menerima dan membina mereka kembali, karena ini perintah langsung Bapak Bupati Umar Ahmad.” terang Nuredi.

Dari pantauan Gerbang Sumatera News dilapangan masyarakat Tulang Bawang Barat termasuk familiar, tidak menolak kepulangan mantan pengikut Gafatar. Hal ini tentu karena keberhasilan Pemkab Tubaba dalam memberikan pemahaman warganya bahwa pengikut Gafatar kebanyakan adalah korban. Hal tersebut diamini Sudarso salah seorang warga Tiyuh Marga kencana.

“Dengan tidak mengurangi kewaspadaan tentunya, kami dapat menerima kepulangan mereka. Buktinya baru sehari mereka dirumah malamnya sudah membaur ikut kegiatan rutin yasinan yang diselenggarakan dirumah warga”. Kata Sudarso.

Untuk diketahui, Fat yang masih tercatat sebagai  warga Kabupaten Tubaba ini merupakan salah satu dari ribuan bekas anggota Gafatar yang sudah terdata di delapan titik lokasi pengungsian di Kalimantan Barat yang kini sudah dipulangkan ke kampung asalnya. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Sosial Provinsi Lampung sebelumnya telah menjemput warga Lampung mantan pengikut Gafatar ini di Rumah Pelindungan dan Trauma Center (RPTC) Bambu Apus, Jakarta Timur, Sabtu (30/1) lalu.

Gubernur Lampung, Ridho Ficardo meminta pada unsur pemerintah terkecil, yaitu lurah dan kepala desa serta ormas keagamaan menjaga psikologis eks Gafatar saat kembali ke masyarakat.

“Jangan sampai mereka teraniaya, bukan secara fisik tapi secara psikologis. Supaya meraka bisa menyatu kembali dengan masyarakat,” jelas Gubernur.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat kunjungannya di barak pengungsian eks anggota Gafatar di Pontianak, Sabtu (22/01/2016) juga meminta masyarakat menerima kehadiran mantan anggota organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Eks anggota Gafatar, kata dia, tidak boleh dikucilkan. *(ES).